Gejala Demam Berdarah (DBD) Mirip dengan Demam Biasa, Harap Waspada Jika Demam Tiba-tiba Muncul Bersama Sakit Kepala

DBD

Gejala Demam Berdarah (DBD) Mirip dengan Demam Biasa, Harap Waspada Jika Demam Tiba-tiba Muncul Bersama Sakit Kepala

abbeducation.com – Salah satu indikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah timbulnya demam, tetapi seringkali kondisi ini disalahartikan sebagai demam biasa, yang menyebabkan pasien tertunda untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono di Jakarta pada Rabu (17/1).

“Demi keamanan, kita harus mempertimbangkan bahwa kasus demam biasa sebenarnya dapat berkembang menjadi kasus demam berdarah,” ujar Dante dalam pesan video saat berlangsungnya acara “Peran Masyarakat dalam Melindungi Keluarga dari Ancaman Dengue/DBD”.

Diketahui, tingkat kematian akibat DBD berkisar antara 1-50 hingga 50-122. Salah satu penyebab utama kematian karena DBD adalah keterlambatan pasien dalam mencari pengobatan di rumah sakit.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dante menyampaikan bahwa kasus dengue di Indonesia mencapai 98.071 pada tahun 2023, dengan 764 kematian. Sementara pada tahun 2022, jumlah kematian mencapai 1.236 dengan 143.176 kasus.

Ia menyatakan bahwa pemerintah telah menerapkan berbagai langkah untuk mengendalikan penyakit demam berdarah, termasuk penggunaan larvasida sejak dekade 1980-an, pengasapan (fogging) sejak dekade 1990-an, dan program Jumantik pada awal 2000-an.

“Semoga kita dapat mengidentifikasi berbagai pendekatan yang lebih canggih dan lebih efektif, serta lebih awal dalam menangani demam berdarah dengue di masa yang akan datang,” kata Dante.

Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, Ph.D., seorang dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, memaparkan bahwa fase demam pada pasien dengan DBD bisa berlangsung selama beberapa hari sebelum kondisinya membaik. Oleh karena itu, sering kali pasien menganggap dirinya sembuh, yang dapat mengakibatkan penanganan yang terlambat dan berkontribusi pada perkembangan kasus yang lebih serius.

DBD

Curiga Diperlukan Jika Demam Muncul Tanpa Tanda-tanda Awal

“Kita perlu mencurigai gejala demam yang muncul tanpa peringatan, seperti melakukan olahraga di pagi hari dan tiba-tiba mengalami demam tinggi di sore hari. Selain itu, dapat terjadi sakit kepala yang luar biasa, dan ketika diperiksa, mungkin terjadi pembesaran pada organ hati,” ujar Erni.

Anak-anak dianggap lebih rentan terhadap penyakit DBD, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi pada kelompok usia 5-16 tahun.

Pada orang dewasa, kasus DBD dapat menjadi lebih serius jika terdapat penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes.

DBD

Gejala DBD Tidak Melibatkan Mimisan atau Bintik Merah pada Kulit

Selain demam, terdapat sejumlah tanda lain dari DBD yang perlu diwaspadai oleh masyarakat guna mencegah penyebaran penyakit ini.

Erni menekankan bahwa perdarahan yang disebabkan oleh DBD tidak selalu berupa mimisan atau munculnya bintik-bintik merah pada kulit.

Contohnya, tanda seperti perubahan warna pada buang air kecil, seperti kemerahan atau menstruasi yang terus-menerus sulit terkontrol selama kondisi demam, memerlukan kehati-hatian,” ungkap Erni.

Tanda lain dari DBD yang juga penting untuk diperhatikan adalah pasien mulai kehilangan konsentrasi atau mengalami penurunan kesadaran, yang dapat dikenali dari kesulitan berkomunikasi dan mengalami nyeri perut yang luar biasa atau abdominal pain.

DBD

Berjaga-jaga terhadap Demam Tinggi dan Kesulitan Minum Cairan

Tanda-tanda lain dari DBD termasuk rasa sakit di otot, sakit kepala yang luar biasa, mual, muntah, dan kelelahan. Khususnya bagi anak-anak, Erni menegaskan bahwa orangtua harus memperhatikan gejala demam tinggi dan kesulitan menerima cairan.

“Jadi, ketika diberi minum, mungkin muntah, dan mereka menolak untuk makan. Kita perlu lebih berhati-hati, tanpa memandang penyebab demamnya, karena fase demam tinggi dapat menyebabkan dehidrasi,” ujar Erni.

Demam berdarah dapat mengakibatkan kebocoran plasma yang berisi air, gula, dan elektrolit dari pembuluh darah ke jaringan di sekitarnya.

“Hal ini dapat mengakibatkan perpindahan cairan, dan jika ini terjadi pada anak yang tidak dapat minum, dapat menjadi situasi yang berbahaya. Mungkin perlu segera mencari bantuan di rumah sakit atau dari dokter,” tambah Erni.

Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang sangat sering terjadi selama musim hujan. Saat nyamuk menggigit manusia, virus memasuki tubuh dan merangsang sistem kekebalan tubuh.